Penularan HIV dan Seks yang Aman

Kini dunia telah memasuki dekade kedua dimana terdapat masalah klinis acquired immune deficiency syndrome / sindroma defisiensi kekebalan tubuh (AIDS), dan rasanya tidak tepat kalau saya tidak membicarakan epidemiologi dan pola penularan human immunodeficiency virus (virus defisiensi kekebalan tubuh manusia) atau dikenal sebagai HIV. Saya juga akan memberikan program nutrisi untuk melawan virus ini. Sebagian informasi epidemiologi HIV yang ada disini diambil dari Acquired Immune Deficiency Syndrome : Biological, Medical, Social and legal issues, sebuah buku yang sangat baik karangan Gerald J. Stine dari University of North Florida di Jacksonville, AS.AIDS yang disebabkan oleh HIV pertama ditemukan oleh ilmuwan Perancis dr.Luc Montagnier pada tahun 1983. Ia merupakan sindroma,bukan satu penyakit. Pada tahun 1985, HIV-2 berhasil diisolasi di Afrika Barat. Sejak itu,rangkaian penularan HIV diketahui. Rute utama penularan HIV adalah dengan cairah tubuh,yang saling bertukar pada saat aktivitas seksual,penggunakan obat terlarang dengan suntikan,tranfusi darah,penggunaan produk darah, atau kelahiran. Saat ini,terdapat 250.000 kasus AIDS di Amerika Serikat.

Frekuensi penularan HIV di Amerika Serikat yang paling besar adalah di kalangan homoseksual dan pria biseksual, dan diantara pengguna obat terlarang dengan suntikan. Namun saya hanya akan memfokuskan pada penularan pada heteroseksual.

Sekitar 90 persen infeksi HIV yang terjadi pada populasi heteroseksual ditularkan dengan seksual dari pria ke wanita, wanita ke pria, atau dari pria ke pria dan lalu ke wanita. (Penularan HIV di kalangan lesbian ternyata sangat rendah, walaupun menurut Centers for Disease Control and Prevention, sekresi vagina dan darah menstruasi dari seorang lesbian yang mengidap HIV merupakan sumber potensial bagi lesbian yang terkena).

Bagi heteroseksual yang bergonta ganti pasangan, makin banyak pasangan seksual yang pernah dengannya makin besar pula kemungkinannya terkena HIV. Pada seks heteroseksual dimana terdapat gesekan kulit, anal, atau membran vagina sebelum atau pada saat hubungan intim, terdapat resiko infeksi HIV.

Penularan HIV dapat dicegah dengan mempraktekkan "Seks aman" pada dasarnya menggunakan kondom dan tidak melakukan hubungan intim dengan seorang yang mengidap HIV. Nutrisi yang tepat juga merupakan komponen dari "Seks aman" ini. Makanan adalah sumber gizi untuk hidup, dam meliputi semua vitamin, mineral, protein, lemak, karbohidrat, enzym, asam amino, herbal, asam lemak esensial dan substansi alami penting yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berikut ini terdapat nama makanan dan suplemen makanan yang dapat mempertahankan kekebalan tubuh dengan baik :

- Acidophilus
- Astragalus
- Bioflavonoid
- Karnivora
- Echinacea
- Gingseng
- Licorice
- Jamur
- Vitamin A
- Vitamin C
- Wheat germ
- Algae
- Beta-karotin
- Blewer's yeast
- Coenzyme Q10
- Bawang putih
- Lecithin
- Multipel mineral
- Sea cucumber
- Vitamin B kompleks
- Vitamin E

Perlindungan fisik selama seks juga sangat vital. Setidaknya ada lima puluh merk kondom (juga disebut karet pelindung, sarkon, profilaktik)
dibuat di Amerika Serikat dan Indonesia untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan. Kondom dapat pula mengandung pelumas; punya ujung reservoir,mengandung spermisida; diberi rasa, wewangian, berwarna-warni, atau berfosfor; atau mengandung begitu banyak kimia "pelindung" sampai menimbulkan reaksi kulit alergi yang disebut sebagai dermatitis kontak

Nama "kondom" itu sendiri berasal dari dr.Alois Condom, seorang dokter untuk Raja Charles II dari Inggris. Pada awal 1700-an, dr.Condom mendesain sebuah penutup penis untuk raja.

Kondom wanita, atau kantong vagina yang dipakai secara internal oleh kaum wanita, telah diakui penggunaannya oleh FDA pada tahun 1993. Terbuat dari polyuretan sepanjang 15cm, bentuknya merupakan penutup dengan cincin pada masing-masing ujungnya, dan dirancang untuk menutupi dasar penis dan sebagian besar bagian perineum wanita utuk memberi penghalang terhadap mikroorganisme.

0 comments:

Post a Comment