Kondom tak jamin bebas HIV

Penggunaan kondom bukan jaminan seseorang bebas tertular virus HIV karena alat kontrasepsi tersebut memiliki pori-pori yang memungkinankan untuk ditembus virus. "Penggunaan kondom untuk cegah HIV tidak aman 100 persen," kata psikiater dan guru besar FK UI, Prof Dr dr Dadang Hawari. Ia mengatakan, pada dasarnya fungsi kondom adalah untuk mencegah masuknya sperma bukan untuk membendung serangan virus.Menurutnya, penggunaan kondom dalam program KB (keluarga Berencana) saja mengalami kegagalan hingga 20 persen. "Padahal perbandingan sperma dengan virus itu mencapai 450 banding 1," katanya. Kondom terbuat dari karet (latex) yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi (berserat dan berpori bagaikan tenunan kain). Pori-pori tersebut hanya dapat dilihat melalui mikroskop dengan lensa elektron.Besarnya pori-pori kondom dalam keadaan tidak meregang sebesar 1/60 mikron dan saat meregang 10 kali lebih besar ukurannya. "Padahal ukuran virus HIV itu kira-kira sebesar 1/250 mikron," (Cat: 1mikron kira kira diameter rambut kita dibelah jadi 75 bagian) katanya. karena diameter kondom lebih besar daripada virusnya maka virus itu bisa menembus pori-pori kondom dengan leluasa. Penelitian di Amerika dan Afrika membuktikan hal ini. Di Amerika juga terjadi kegagalan program kondom untuk menanggulangi AIDS karena orang yang memakai kondom masih tertular AIDS. Akhirnya, kondom tak boleh dikampanyekan lagi di Amerika Serikat.H. Jafe dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat atau United State of Disease Control (US CDC) menyatakan bahwa kondomisasi yang dilaksanakan sejak 1982 mengalami kegagalan. Evaluasi yang dilakukan tahun 1995 sangat mengejutkan, ternyata kematian akibat AIDS menduduki peringkat pertama, menggeser penyakit jantung dan kanker di Amerika Serikat. Ngeriii, Dadang Hawari mencontohkan, kondom yang beredar di pasaran Amerika Serikat yang terkenal sebagai kualitas terbaik saja mengalami kebocoran hingga 30 persen (di luar pori-pori kondom). "Kondom yang dijual di Indonesia di pinggir jalan, di tempat yang kena sinar matahari atau lampu langsung, dan apalagi yang sudah kadaluarsa, tidak ada jaminan efektif cegah HIV," katanya.Menurut dia, alat kontrasepsi latex itu harus disimpan di tempat yang berhawa dingin (20 derajat C) dan kering. "Kondom bila dipakai pada alat kelamin laki-laki pada suhu 37 derajat dan liang senggama perempuan juga pada suhu 37 derajat, tidak ada jaminan tidak ditembus HIV," katanya. Kondom idealnya mempunyai cacat lubang kecil mikroskopis (pinholes) maksimum 0,4 persen berdasarkan uji kebocoran dengan pengisian 30 ml air pada suhu kamar (kurang lebih 25 derajat Celcius) , dengan luas kondom ideal sebesar 80 cm2.Saat ini badan POM di Amerika Serikat (FDA) telah memberikan persyaratan pada setiap perusahaan kondom agar mencantumkan peringatan di setiap kemasan yang berbunyi bahwa kondom untuk sperma bukan untuk virus. Menurut Dadang cara untuk menghindari tertular HIV adalah tidak melakukan seks bebas, perselingkuhan, pelacuran, dan homoseksual. "Pastikan juga darah untuk transfusi tidak tercemar HIV dan selalu gunakan jarum suntik yang baru dan steril," katanya.

0 comments:

Post a Comment